TANGERANG SELATAN WEATHER

Selasa, 23 Juli 2019

Mengenal Fenomena Awan Topi

Fenomena topi awan di Gunung Rinjani
Fenomena alam yang sedang viral baru-baru ini, yaitu fenomena alam gunung bertopikan awan atau awan berbentuk seperti topi yang terjadi pada Rabu  (17/7/2019) di atas gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Fenomena yang sangat mengagumkan ini memang sering terjadi di beberapa gunung di Indonesia, seperti di atas gunung semeru, gunung sindoro, gunung sumbing dan gunung lawu.
Awan berbentuk topi  yang muncul di atas Gunung Rinjani (Sumber :Liputan6)

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan bahwa fenomena alam di puncak gunung merupakan awan lenticularis atau altocumulus lenticularis. Awan jenis ini, terbentuk akibat adanya pusaran angin di atas punacak gunung dan merupakan kejadian alam biasa

Menurut Staf Datin Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Septima Ernawati, M.Si, Awan Lenticularis memiliku arti awan berbentuk lensa. awan ini  merupakan jenis awan yang terbentuk akibat dari adanya pergerakan udara di kawaasan perbukitan dan pegunungan. Awan lenticular dapat diklasifikaikan berdasarkan ketinggian, yaitu Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL) pada dataran rendah, Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL) pada ketinggian tingkat menengah, dan Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL)  pada ketinggian yang lebih tinggi dari atmosfer.
Awan Lenticular terbentuk akibat adanya arus udara lembab yang terorong ke atas atau biasa yang disebut updraft, kemudian arus udara lembab ini melintasi puncak gunung atau bukit yang menyebabkan adanya kelembaban, kemudian terjadi proses pengembunan atau kondensasi dan membentuk awan lenticular.

Meskipun fenomena awan berbentuk topi ini sering terjadi. Tetapi, awan ini hanya dapat terbentuk dengan sempurna jika gunung atau bukit memiliki ketinggian yang cukup, yaitu pada ketinggian 8.000 hingga 20.000 kaki atau 2.438 hingga 6.096 meter serta memiliki kondisi meteorologi yang tepat.

Ada hal menarik ketika munculnya awan Lenticular, yaitu keyakinan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar gunung yang sering terjadi fenomena alam awan Lenticular bahwa munculnya awan ini, berkaitan dengan bencana alam yang lain. Seperti warga di sekitar Gunung Rinjani yang mengaitkan fenomena awan Lenticular dengan terjadinya bencana gempa bumi dan ada juga masyarakat yang meyakini bahwa fenomena ini pertanda adanya orang atau tokoh penting yang meninggal. Sedangkan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Sumbing meyakin fenomena awan Lenticular merupakan pertanda bahwa masyarakat di sekitar Gunung Sumbing hidupnya tenang dan tenteram. Kepala Badan Meteteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Rianto, menegaskan bahwa fenomena alam Lenticular tidak bekaitan dengan bencana alam yang sering dikaitkan oleh masyarakat.

Dibalik keindahan fenomena alam ini, awan Lenticular sangat dihindari bagi dunia pernebangan karena pilot yang nekat menerbangkan pesawat memasuki awan bahkan hanya menerbangkan pesawat di dekat awan Linticular akan menyebabkan turbulensi. Turbulensi merupakan adanya pergerakan udara yang tidak beraturan akibat perbedaan tekanan udara dan suhu. Sehingga, penumpang pesawat akan merasakan adanya goncangan di dalam pesawat.

SUMBER 
  • https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4015521/fakta-fakta-tentang-fenomena-topi-awan-di-puncak-gunung rinjani
  • https://hot.liputan6.com/read/4014938/awan-topi-muncul-di-atas-gunung-rinjani-begini-penjelasan-ilmiahnya
  • https://gunung.id/fenomena-gunung-indonesia/
  • https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/19/07/17/pus5ln414-bmkg-jelaskan-fenomena-awan-caping-di-puncak-gunung-rinjani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar